"Kuntum Khaira Ummatin Ukhrijat Linnas"


Senin, 28 Desember 2015

Izzati Generasi-21: Cerita, Cita, dan Cinta (bagian 2)


Mari kita mulai!

Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini suatu kebaikan dan pertengahannya suatu kemenangan serta penghabisannya suatu kejayaan, wahai Tuhan Yg Paling Penyayang di antara para penyayang

Disebabkan oleh Izzati ini adalah lembaga terakhir untuk angkatan 2012, maka kami bertekad untuk menggarap lembaga ini dengan serius. Di organisasi kemahasiswaan di Undip memang jarang sekali ditemukan adanya lembaga yang memiliki visi jangka panjang. Padahal hal itu sangat penting, hasil perenungan saya kebanyakan dari ormawa kita hanya mandeg di situ-situ saja yang pada akhirnya hanya copy-paste program kerja, meskipun beberapa memiliki tambahan inovasi, tapi kebanyakan dari kita gagal memahami bahwa adanya organisasi itu karena ada tujuan. Tujuan dari lembaga dituangkan oleh pemimpinnya dalam sebuah Visi. Di awal penyusunan visi ketika menjadi calon mas’ul saya sering mengajukan pertanyaan random kepada beberapa pegiat kampus yang berada di level bottom to middle mengenai apa Visi lembaganya. Kebanyakan dari responden tidak mampu menyebutkan visi lembaga nya secara lengkap, lebih dari itu bahkan gagal menjelaskan inti dari visi lembaganya. Ini baru visi, belum lagi jika ditanyakan apa misinya.

Khusus untuk beberapa level top manager ormawa, saya menanyakan tentang makna visi & misi, penjabaran layanan dari misi yang sudah dibuat dan sasaran strategis apa yang diharapkan dari visi & misi tersebut.
Sesungguhnya pertanyaan ini akan saya gunakan sebagai bahan pembelajaran saya dalam menyusun visi & misi Izzati, namun ternyata hanya sedikit saja yang menjawab secara memuaskan, bahkan diantaranya menjawab tidak sesuai konteks.Meskipun sebelumnya saya juga pernah memimpin dua organisasi, tapi saya merasa pemahaman saya terkait visi misi & tujuan organisasi masih nol besar.

Ketika di SMA saya pernah menjadi Ketua OSIS (jumlah pengurus 52 orang), disana saya banyak belajar mengenai bagaimana mengelola event organizer secara profesional, ya pada saat itu orientasi baik buruknya sebuah lembaga hanya berdasar pada bagaimana kesuksesannya dalam menyelenggarakan kegiatan, ya sesederhana itu, namun di balik itu saya pun belajar pula mengenai manajemen administrasi, manajemen keuangan makro, manajemen kedisiplinan, juga strategi dalam mengelola stress.

Lanjut ke Universitas sebenarnya saya sudah meniatkan diri untuk bisa menjadi pengurus himpunan atau pengurus BEM. Namun karena masih dalam proses kaderisasi maka keinginan untuk mengikuti BEM saya urungkan. Ketika sudah membulatkan diri mendaftar sebagai pengurus himpunan, qadarullah hasil seleksi menyatakan bahwa saya tidak diterima J . Akhirnya saya memutuskan memilih Rohis sebagai tempat berlabuh. Agar saya dapat memperkuat jaringan, akhirnya saya mendaftar dua lembaga yaitu Rohis Jurusan T. Geologi (RNA) dan Rohis Fakultas Teknik (Izzati).

Meskipun masuknya saya di Rohis ini penuh dengan ketidakniatan, di tahun berikutnya saya malah mendapatkan jabatan sebagai Ketua di Rohis Jurusan, ya Rohis Nurul Ardhi. Di RNA (47 orang) saya belajar “memimpin dalam krisis”, di tengah segala keterbatasan, entah terbatas SDM, dana, energi, ide bahkan keterbatasan dalam segi kepercayaan. Dari RNA saya belajar mengenai pentingnya sebuah visi itu dihadirkan dan dinternalisasi oleh seluruh pengurus. Meskipun pada akhirnya visi saya setahun itu tidak neko-neko, adalah menjadikan lembaga ini “tetap hidup”, ya itu saja, tidak lagi berpikir mengenai pengembangan organisasi. Dari RNA saya juga belajar mengenai sense of crisis . 

Prawita Mutia pernah mengatakan  

ada yang lebih bencana daripada keadaan yang carut-marut, berantakan tak keruan, serta tak terkendali–yaitu manusia-manusia yang kehilangan sense of crisis, yang merasa bahwa segalanya berjalan baik-baik saja padahal mereka sedang dalam bahaya, di mana keadaan sedang tidak hanya penting, tetapi juga genting.
karena orang yang mengalami belum tentu peka dan benar-benar menyadari apa yang terjadi. orang yang peka dan benar-benar menyadari apa yang terjadi belum tentu peduli. orang yang peduli belum tentu mengusahakan perubahan. orang yang mengusahakan perubahan belum tentu membuat dampak nyata. orang yang membuat dampak nyata belum tentu terus-menerus berhasil melakukannya.
kalau sebagian besar dari kita saja kehilangan kepekaan, seberapa banyak yang mungkin berhasil membuat dampak nyata yang terus-menerus?
selalu ada yang berjalan tidak baik-baik saja di sekitar kita. kalau semua berjalan baik-baik saja, kitalah yang tidak baik-baik saja–yang mulai tumpul sense of crisis-nya.

Pelajaran di RNA mengenai pentingnya visi dan sense of crisis, meskipun hanya dua, itu saja sudah sangat berharga bagi saya.

Dari pengalaman itu maka ada keinginan dari saya pribadi di kelembagaan yang terakhir ini, bisa mengelola keorganisasian sebagaimana mestinya, dan lebih dari itu bisa menaikan branding Rohis di masyarakat kampus, dan jauh lebih dari itu ingin semakin menginternalisasi nilai islam yang melangit menjadi sesuatu yang membumi.

Maka dalam pertimbangan awal penyusunan kalimat, visi Izzati gen-21 harus mampu melangit dan harus mampu pula membumi. Melangit berarti mengandung cita-cita luhur; Membumi berarti visi itu dapat diterima oleh khalayak dan mudah dipahami, mudah diinternalisasi.

Sukses adalah kualitas yang dicapai dengan 2 ujung. Ujung atas adalah kepala yang memikirkan arah perjalanan, ujung bawah adalah kaki yang tetap melangkah ke arah itu. Dan pertajamlah ujung-ujung itu dengan do'a.

Visi yang luhur jelas tidak bisa diraih hanya dalam waktu satu tahun, maka disusunlah visi jangka panjang. Meskipun ada visi jangka panjang, tentu saja harus ada pencapaian yang bisa diperoleh dalam waktu satu tahun kepengurusan, maka disusunlah visi jangka pendek. Selang diantara itu harapannya terus ada perkembangan dan peningkatan sehingga visi jangka panjang bisa dicapai.


Visi Jangka Panjang
Ø  Menjadi model Rohis Teknik tingkat Nasional tahun 2020

Visi 2015
Ø  Menjadi lembaga dakwah fakultas teknik yang dekat dan bersahabat,

Dekat adalah input pelayanan yang mengakar dan output kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh seluruh elemen fakultas Teknik

Bersahabat  adalah karakter organisasi yang meliputi paradigma bersikap, iklim internal, serta kultur komunikasi dengan pihak eksternal

Maka timbulah pertanyaan selanjutnya, yaitu bagaimana menanamkan visi ini kepada seluruh anggota? Kemudian bagaimana agar visi & misi bisa relevan dengan layanan yang disajikan?

Timbul juga persoalan ketika setelah PH terbentuk, beberapa PH meminta penjelasan mengenai arahan kerja untuk departemennya. Saya teringat ketika itu orang pertama yang meminta adalah Kepala Departemen HRD saya. Hal-hal yang telah saya susun pada saat itu baru analisis kondisi organisasi, visi, misi dan sasaran strategis. Belum terpikir sama sekali mengenai bagaimana arahan kerja untuk setiap elemen. Akhirnya saya pun memberikan “arahan kerja” HRD dalam bentuk paragraf panjang 3-4 halaman M.Word hasil dari pengolahan data-data yang saya miliki.

Yang kedua saya diundang makan oleh litbang hrd-bpmai, ketua dan sekretaris bpmai, sekaligus meminta disampaikan arahan kerja tahun ini, Maka saya pun kembali melakukan hal yang sama, namun bedanya untuk kali ini disampaikan oral. Begitupun dengan departemen syiar. Meskipun hanya sekedarnya

Di dua organisasi sebelumnya biasanya saya memang belum pernah melakukan ini, jadi program kerja departemen memang disusun memang dari program yang sudah ada sebelumnya, kemudian kalau ada dipoles dengan beberapa tambahan inovasi sekedarnya.

Dari sana kemudian saya belajar bahwa penyampaian arahan kerja adalah hal yang penting untuk semua bidang, dan saya merasa bahwa penyampaian arahan untuk tiga bidang kemarin pun masih alakadarnya, belum runtut dan komprehensif. Maka beberapa hari kami menyusun arahan kerja, sebisa mungkin harus bersesuaian dengan visi dan misi yang kami sudah ditetapkan. Alhamdulillah, sebelum dialog terbuka seluruh data-data yang mendukung perencanaan sudah terkumpul dan sasaran-sasaran strategis telah ditetapkan sehingga penyusunan arahan kerja menjadi lebih mudah, dan saya juga bersyukur karena memiliki tim yang hebat, para pemikir yang dapat menerjemahkan ide-ide langit menjadi sesuatu yang sistemik dan membumi. Mereka adalah sekum dan 4 litbang saya. Entah merupakan pemborosan waktu atau bukan, yang pasti penyusunan arahan kerja ini membutuhkan waktu kumulatif hingga kurang lebih 12 jam pembahasan tatap muka. Ya kami memang ingin membuat perencanaan yang matang untuk hasil yang lebih maksimal. Kami hanya bisa memaksimalkan ikhtiar yang kami bisa, untuk hasil biar kehendak Allah saja yang menentukan.

“Saya tidak bangga dengan keberhasilan yang tidak saya rencanakan, sebagaimana saya tidak akan menyesal atas kegagalan yang terjadi di ujung segala usaha maksimal.”
Harun Ar Rasyid (Khalifah Bani Abbasiyah, 786-803)

Setelah dokumen arahan kerja telah disusun pada syuro terakhir yang lamanya 6 jam, hari itu juga pada pukul 13.00, untuk pertama kalinya, 22 pengurus harian Izzati Gen-21 meeting dengan anggota lengkap. Acara berlangsung di Gedung PKM FT. Pokok bahasannya adalah membedah draft arahan kerja Izzati 2015, jumlahnya 15 halaman, berisi kondisi umum organisasi, visi, misi dan 58 arahan kerja seluruh elemen.

Kita akan sering menyapa masa depan yang ada di jauh sana, kita yakin masa depan kita akan lebih baik dan indah jika kita bersama
Semakin yakin diri kita maka akan semakin kuat tekad kita untuk mewujudkan imajinasi ini.

Sesungguhnya hari ini adalah satu hari di antara hari-hari Allah, tidak pantas diisi dengan kebanggaan dan kesombongan atau keangkuhan. Ikhlaskanlah amalmu dan tujulah Allah dengan amalmu, karena hari ini menentukan hari-hari yang akan datang.

Kebesaran jiwa, yang lahir dari rasionalitas, realisme dan sangkaan baik kepada Allah, adalah keajaiban yang menciptakan keajaiban. Ketika kehidupan tidak cukup bermurah hati mewujudkan mimpi kita, maka kita hanya menambatkan harapan kepada sumber segala harapan yakni Allah!

Setiap kita adalah Bintang, dan setiap Bintang memiliki Cahayanya sendiri.. Mungkin terang sinar kita berbeda, tetapi sumbernya selalu sama.. Allah Swt.

Terakhir, aku sampaikan kepada sahabat-sahabat PH semua, mulai detik ini kita adalah satu keluarga,saling sayang saat dekat, saling rindu saat jauh, saling menguatkan saat melemah, saling menopang ketika hampir terjatuh, saling mendoakan di tiap sujud-sujud panjang.

Tak perlu merasa malu untuk memegang erat lingkar pinggangku. Aku mungkin saja mengerem mendadak, atau berkecepatan lebih dari batas normal kendaraan roda dua dalam kota. Apapun yang terjadi mari kita nikmati perjalanan kita yang menyenangkan.

Adzan pun berkumandang, kami pun segera bergegas menuju ke tempat peraduan. 


Seperti hujan, dia berbaris-bening, sejuk dan mudah terbentuk, segar dan menyulap segala termekar.




Diselesaikan di Tasikmalaya 28 Desember 2015

~Adam R. E~ 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar