"Kuntum Khaira Ummatin Ukhrijat Linnas"


Jumat, 01 Agustus 2014

Konsep Deformasi

      Proses yang terjadi di dalam bumi pada bermacam waktu dan tempat menyebabkan tubuh batuan berpindah dari tempat asal. Kemudian perpindahan tersebut memiliki lokasi dan orientasi yang berbeda dan juga biasanya memiliki perbedaan bentuk dan ukuran. Keadaan seperti ini disebut juga dengan deformasi.  
      Banyak ahli geologi struktur yang memasukan  rigid  deplacement sebagai istilah dalam deformasi, dan kita merujuk kepada istilah rigid body deformation, dan kebalikannya adalah non rigid deformation (strain/ distorsi).
     Posisi partikel sebelum dan sesudah deformasi dapat dihubungkan dengan vektor atau disebut juga dengan displacement vector.  Adapun lintasan yang dilalui oleh partikel selama terjadi proses deformasi disebut dengan particle path. Ketika perubahan progressive selama deformasi dibahas secara rinci biasanya digunakan istilah progressive deformation. Fossen memberikan pengertian progressive deformation adalah deformasi yang berkembang terus menerus dan menghasilkan sebuah deformation history.
         Truesdel&Toupin (dalam Ragan, 2009) membagi deformasi ke dalam tiga tipe:
1. Translation adalah perpindahan seluruh partikel pada tubuh batuan yang bersifat rigid 
2. Rotation perubahan orientasi pada seluruh garis dalam tubuh batuan yang bersifat rigid. 
3. Stretch melibatkan perubahan bentuk (distortion) dan ukuran (dilatation) pada tubuh batuan 

     Ketika deformasi diterapakan pada tubuh batuan yang identik secara keseluruhan. Maka deformasi tergolong kedalam homogeneous. Untuk deformasi tipe ini, garis yang mulanya lurus akan tetap lurus, dan garis yang semula sejajar akan tetap sejajar. Kebalikan dari tipe deformasi ini adalah heterogeneous deformation. Konsekuensi dari hal ini adalah jika ada dua objek yang bentuk dan orientasinya identik pada akhirnya setelah terjadi deformasi akan tetap identik. Jika ada dua objek yang memiliki bentuk yang identik tetapi berbeda orientasi akan memiliki bentuk berbeda setelah deformasi. Sebagai contoh disajikan pada gambar berikut.

         Contoh yang lain ditunjukan oleh gambar berikut dimana sebuah tubuh batuan diterobos oleh sesar.

                                                 

        Pada skala besar, deformasi bisa dianggap sebagai homogeneous karena ketidakmenerusan diwakili oleh sesar yang relatif kecil. Dalam skala kecil, bagaimanapun, ketidakmenerusan adalah hal yang jelas, dan deformasi harus dianggap sebagai heterogeneous.
        Dilihat dari letak sumbu nya deformasi terbagi ke dalam dua jenis yaitu coaxial deformation dan non-coaxial deformation.
                                                       
         Di bagian sebelah kiri, diberikan sebuah gambaran mengenai coaxial deformation dimana sumbu utama tidak mengalami perubahan selama proses deformasi. Sedangan gambar sebelah kanan adalah gambaran mengenai non-coaxial deformation yang menunjukan adanya perubahan letak sumbu utama ketika dikenai proses deformasi.
     Konsekuensi dari klasifikasi di atas adalah adanya jenis deformasi lain dilihat dari tipe coaxial. Diantaranya simple shear, subsimple shear dan pure shear.
                                       
          Simple shear adalah jenis deformasi non-coaxial dimana partikel berpindah sepanjang garis lurus.
          Pure shear adalah jenis coaxial deformation dimana partikel berpindah simetris disekitar sumbu utama.
          Deformasi diantara simple shear dan pure shear didefinisikan sebagai subsimple shear.

Referensi
Fossen, H. , 2010. Structural Geology. New York: Cambridge University.
Ragan, D.M.,  2009. Structural Geology, An Introduction to Geometrical Techniques. New York:                                    Cambridge University.
Rowland, S.M., E.M. Duobenderfer., and I.M. Schiefelbein. 2007. Structural Analysis & Synthesis: A                             Laboratory Course in Structural Geology. Oxford: Blackwell Publishing.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar