"Kuntum Khaira Ummatin Ukhrijat Linnas"


Rabu, 30 Juli 2014

Pengantar Geologi Struktur

Pengertian Geologi Struktur
        Geologi struktur adalah cabang dari ilmu geologi yang mempelajari arsitektur batuan di lithosfer hasil dari proses deformasi batuan —bagaimana mereka tersingkap dan bagaimana mereka terbentuk. Berkisar dari ratusan kilometer hingga ukuran mikroskopik, terjadi di beberapa setting yang berbeda dan mengalami perubahan stress dan strain. Pertanyaan selanjutnya adalah darimana gaya penyebab deformasi berasal? Sebagaimana kita ketahui bahwa dalam teori “Tektonik Lempeng”  dinyatakan bahwa kulit bumi tersusun dari lempeng-lempeng yang saling bergerak satu dengan lainnya. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa pergerakan yang saling mendekat (konvergen), saling menjauh (divergen), dan atau saling berpapasan (transform). Pergerakan lempeng-lempeng inilah yang merupakan sumber asal dari gaya yang bekerja pada batuan kerak bumi. 
         Geologi struktur erat kaitannya dengan tektonik. Beberapa ahli berpendapat bahwa geologi struktur ditekankan pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi seperti perlipatan (fold), rekahan (fracture), patahan (fault), dan sebagainya yang merupakan bagian dari satuan tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai suatu studi  dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera, dan sebagainya. (Noor, 2009)
Pendekatan Geologi Struktur
  Untuk memahami geologi struktur kita perlu melakukan pengamatan terhadap batuan yang terdeformasi dan menemukan penjelasan bagaimana dan mengapa pada akhirnya mereka hadir saat ini. Metode utama yang digunakan diantaranya adalah observasi lapangan, eksperimen laboratorium dan pemodelan numerik.
          Observasi lapangan merepresentasikan informasi langsung dari sumber sehingga deskripsi lapangan adalah sumber kunci dalam memahami batuan. Adapun observasi tidak langsung yang sering digunakan diantaranya adalah berbagai macam metode remote sensing, termasuk data satelit dan survey seismic yang dewasa ini menjadi penting dalam pemetaan geologi struktur.
             Eksperimen laboratorium memberikan informasi berharga untuk kita bagaimana variasi dari berbagai variabel kondisi fisik ,termasuk stress field, boundary condition, temperatura dan sifat material yang berhubungan erat dengan proses deformasi. Salah satu instrumen yang sering digunakan dalam eksperimen ini adalah sandbox. 
           Pemodelan numerik dalam proses geologi berkembang sangat signifikan semenjak berkembangnya komputer. Pemodelan sederhana dari pemodelan numerik dapat menggunakan tool matematika seperti spreadsheet dan Matlab. 
         Model numerik dan laboratorium tidak hanya membantu kita memahami bagaimana kondisi fisik internal dan eksternal yang mengontrol proses deformasi. Tetapi juga memberikan informasi bagaimana struktur berkembang. Batuan yang terdeformasi di alam merepresentasikan hasil akhir dari perjalan deformasi, sedangkan proses yang terjadi sulit untuk dipahami. Model eksperimen dan numerik menyediakan suatu sifat batuan yang mengontrol, kondisi batas dan pengaruhnya pada proses deformasi.

Tahapan Mempelajari Stuktur Batuan  

          Diagram di atas menjelaskan dalam pemahaman mengenai struktur batuan dilakukan tiga tahap analisis diantaranya analisis deskriptif, kinematik dan genetik.
       Tahapan yang pertama adalah analisis deskriptif. Pada tahapan ini dilakukan pengamatan lapangan kemudian diamati bentuk, deskripsi sifat simetri, dan diukur kedudukannya. Tahapan analisis ini memerlukan kemampuan peneliti dalam mengamati struktur tiga dimensi dan memproyeksikannya dalam bentuk dua dimensi. Data tersebut kemudian dapat disajikan dalam peta, penampang, diagram rose dan stereonet untuk selanjutnya diolah kembali.
        Setelah dilakukan analisis kinematik yaitu mengamati arah dan sifat perubahan yang terjadi pada batuan. Perubahan yang diamati berupa perubahan tempat atau gerak (displacement),perubahan bentuk (distorsion) dan perubahan ukuran (dilation). Dalam hal ini perlu juga dipertimbangkan sifat fisik dari objek batuan. 
      Tahapan akhir dari proses ini adalah dilakukan analisis genetik atau kinematik yaitu menpelajari penyebab dari perubahan yang terjadi pada batuan. Perubahan adalah respon dari batuan terhadap gaya (force) dan tegasan (stress). Gaya dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang merubah atau cenderung untuk merubah sesuatu tubuh batuan, sedangkan tegasan berhubungan dengan tempat dimana gaya tersebut bekerja.
      Proses yang terjadi dalam pembentukan batuan memberitahukan kepada kita bahwa batuan itu menarik, indah, dan mempesona, selain itu tentu saja sangat berguna bagi kehidupan. Eksplorasi mineral, airtanah, minyak dan gas bergantung pada ahli struktur geologi yang mengerti bagaimana observasi sehingga diperoleh interpretasi dan prediksi yang masuk akal mengenai bagaimana mereka dapat hadir pada waktu sekarang.



Referensi
Fahrudin et al. 2011. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Semarang: FT UNDIP.
Fossen, H. , 2010. Structural Geology. New York: Cambridge University.
Laboratorium Geologi Struktur. 2011. Buku Panduan Praktikum Geologi Struktur. Yogyakarta: UPN.
Noor, D. 2009. Pengantar Geologi. Bogor: CV.Graha Ilmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar