Mari kita mulai!
Ya Allah, jadikanlah permulaan hari ini suatu kebaikan dan
pertengahannya suatu kemenangan serta penghabisannya suatu kejayaan, wahai
Tuhan Yg Paling Penyayang di antara para penyayang
Disebabkan oleh Izzati ini adalah lembaga terakhir untuk angkatan 2012,
maka kami bertekad untuk menggarap lembaga ini dengan serius. Di organisasi
kemahasiswaan di Undip memang jarang sekali ditemukan adanya lembaga yang
memiliki visi jangka panjang. Padahal hal itu sangat penting, hasil perenungan
saya kebanyakan dari ormawa kita hanya mandeg di situ-situ saja yang pada
akhirnya hanya copy-paste program
kerja, meskipun beberapa memiliki tambahan inovasi, tapi kebanyakan dari kita
gagal memahami bahwa adanya organisasi itu karena ada tujuan. Tujuan dari lembaga
dituangkan oleh pemimpinnya dalam sebuah Visi. Di awal penyusunan visi ketika
menjadi calon mas’ul saya sering mengajukan pertanyaan random kepada beberapa
pegiat kampus yang berada di level bottom to middle mengenai apa Visi lembaganya.
Kebanyakan dari responden tidak mampu menyebutkan visi lembaga nya secara
lengkap, lebih dari itu bahkan gagal menjelaskan inti dari visi lembaganya. Ini
baru visi, belum lagi jika ditanyakan apa misinya.
Khusus untuk beberapa level top manager ormawa, saya menanyakan tentang makna
visi & misi, penjabaran layanan dari misi yang sudah dibuat dan sasaran
strategis apa yang diharapkan dari visi & misi tersebut.
Sesungguhnya pertanyaan ini akan saya gunakan sebagai bahan pembelajaran
saya dalam menyusun visi & misi Izzati, namun ternyata hanya sedikit saja yang
menjawab secara memuaskan, bahkan diantaranya menjawab tidak sesuai konteks.Meskipun
sebelumnya saya juga pernah memimpin dua organisasi, tapi saya merasa pemahaman
saya terkait visi misi & tujuan organisasi masih nol besar.
Ketika di SMA saya pernah menjadi Ketua OSIS (jumlah pengurus 52 orang), disana
saya banyak belajar mengenai bagaimana mengelola event organizer secara profesional, ya pada saat itu orientasi baik
buruknya sebuah lembaga hanya berdasar pada bagaimana kesuksesannya dalam
menyelenggarakan kegiatan, ya sesederhana itu, namun di balik itu saya pun
belajar pula mengenai manajemen administrasi, manajemen keuangan makro,
manajemen kedisiplinan, juga strategi dalam mengelola stress.
Lanjut ke Universitas sebenarnya saya sudah meniatkan diri untuk bisa
menjadi pengurus himpunan atau pengurus BEM. Namun karena masih dalam proses
kaderisasi maka keinginan untuk mengikuti BEM saya urungkan. Ketika sudah
membulatkan diri mendaftar sebagai pengurus himpunan, qadarullah hasil seleksi
menyatakan bahwa saya tidak diterima J . Akhirnya saya memutuskan memilih Rohis sebagai tempat berlabuh. Agar
saya dapat memperkuat jaringan, akhirnya saya mendaftar dua lembaga yaitu Rohis
Jurusan T. Geologi (RNA) dan Rohis Fakultas Teknik (Izzati).
Meskipun masuknya saya di Rohis ini penuh dengan ketidakniatan, di tahun berikutnya saya malah mendapatkan jabatan
sebagai Ketua di Rohis Jurusan, ya Rohis Nurul Ardhi. Di RNA (47 orang) saya
belajar “memimpin dalam krisis”, di tengah segala keterbatasan, entah terbatas
SDM, dana, energi, ide bahkan keterbatasan dalam segi kepercayaan. Dari RNA
saya belajar mengenai pentingnya sebuah visi itu dihadirkan dan dinternalisasi
oleh seluruh pengurus. Meskipun pada akhirnya visi saya setahun itu tidak
neko-neko, adalah menjadikan lembaga ini “tetap hidup”, ya itu saja, tidak lagi
berpikir mengenai pengembangan organisasi. Dari RNA saya juga belajar mengenai sense of crisis .
Prawita Mutia pernah
mengatakan
ada yang lebih bencana daripada keadaan yang carut-marut, berantakan tak keruan, serta tak terkendali–yaitu manusia-manusia yang kehilangan sense of crisis, yang merasa bahwa segalanya berjalan baik-baik saja padahal mereka sedang dalam bahaya, di mana keadaan sedang tidak hanya penting, tetapi juga genting.
karena
orang yang mengalami belum tentu peka dan benar-benar menyadari apa yang
terjadi. orang yang peka dan benar-benar menyadari apa yang terjadi belum tentu
peduli. orang yang peduli belum tentu mengusahakan perubahan. orang yang
mengusahakan perubahan belum tentu membuat dampak nyata. orang yang membuat
dampak nyata belum tentu terus-menerus berhasil melakukannya.
kalau
sebagian besar dari kita saja kehilangan kepekaan, seberapa banyak yang mungkin
berhasil membuat dampak nyata yang terus-menerus?
selalu
ada yang berjalan tidak baik-baik saja di sekitar kita. kalau semua berjalan
baik-baik saja, kitalah yang tidak baik-baik saja–yang mulai tumpul sense
of crisis-nya.
Pelajaran di RNA mengenai pentingnya visi dan sense
of crisis, meskipun hanya dua, itu saja sudah sangat berharga bagi saya.
Dari pengalaman itu maka ada keinginan dari saya pribadi di kelembagaan
yang terakhir ini, bisa mengelola keorganisasian sebagaimana mestinya, dan
lebih dari itu bisa menaikan branding Rohis di masyarakat kampus, dan jauh
lebih dari itu ingin semakin menginternalisasi nilai islam yang melangit
menjadi sesuatu yang membumi.
Maka dalam pertimbangan awal penyusunan kalimat, visi Izzati gen-21 harus
mampu melangit dan harus mampu pula membumi. Melangit berarti mengandung
cita-cita luhur; Membumi berarti visi itu dapat diterima oleh khalayak dan
mudah dipahami, mudah diinternalisasi.
Sukses adalah
kualitas yang dicapai dengan 2 ujung. Ujung atas adalah kepala yang memikirkan
arah perjalanan, ujung bawah adalah kaki yang tetap melangkah ke arah itu. Dan
pertajamlah ujung-ujung itu dengan do'a.
Visi yang luhur jelas tidak bisa diraih hanya dalam waktu satu tahun, maka
disusunlah visi jangka panjang. Meskipun ada visi jangka panjang, tentu saja
harus ada pencapaian yang bisa diperoleh dalam waktu satu tahun kepengurusan,
maka disusunlah visi jangka pendek. Selang diantara itu harapannya terus ada
perkembangan dan peningkatan sehingga visi jangka panjang bisa dicapai.
Visi Jangka
Panjang
Ø
Menjadi model Rohis Teknik tingkat Nasional tahun 2020
Visi 2015
Ø Menjadi lembaga dakwah fakultas teknik yang dekat dan bersahabat,
Dekat adalah input pelayanan yang mengakar dan output
kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh seluruh elemen fakultas Teknik
Bersahabat adalah
karakter organisasi yang meliputi paradigma bersikap, iklim internal, serta
kultur komunikasi dengan pihak eksternal
Maka timbulah pertanyaan selanjutnya, yaitu bagaimana menanamkan visi ini kepada seluruh anggota? Kemudian bagaimana agar visi & misi bisa relevan dengan layanan yang disajikan?
Maka timbulah pertanyaan selanjutnya, yaitu bagaimana menanamkan visi ini kepada seluruh anggota? Kemudian bagaimana agar visi & misi bisa relevan dengan layanan yang disajikan?
Timbul juga persoalan ketika setelah PH terbentuk, beberapa PH meminta
penjelasan mengenai arahan kerja untuk departemennya. Saya teringat ketika itu
orang pertama yang meminta adalah Kepala Departemen HRD saya. Hal-hal yang
telah saya susun pada saat itu baru analisis kondisi organisasi, visi, misi dan
sasaran strategis. Belum terpikir sama sekali mengenai bagaimana arahan kerja
untuk setiap elemen. Akhirnya saya pun memberikan “arahan kerja” HRD dalam
bentuk paragraf panjang 3-4 halaman M.Word hasil dari pengolahan data-data yang
saya miliki.
Yang kedua saya diundang makan oleh litbang hrd-bpmai, ketua dan sekretaris
bpmai, sekaligus meminta disampaikan arahan kerja tahun ini, Maka saya pun
kembali melakukan hal yang sama, namun bedanya untuk kali ini disampaikan oral.
Begitupun dengan departemen syiar. Meskipun hanya sekedarnya
Di dua organisasi sebelumnya biasanya saya memang belum pernah melakukan
ini, jadi program kerja departemen memang disusun memang dari program yang sudah
ada sebelumnya, kemudian kalau ada dipoles dengan beberapa tambahan inovasi
sekedarnya.
Dari sana kemudian saya belajar bahwa penyampaian arahan kerja adalah hal
yang penting untuk semua bidang, dan saya merasa bahwa penyampaian arahan untuk
tiga bidang kemarin pun masih alakadarnya, belum runtut dan komprehensif. Maka
beberapa hari kami menyusun arahan kerja, sebisa mungkin harus bersesuaian
dengan visi dan misi yang kami sudah ditetapkan. Alhamdulillah, sebelum dialog
terbuka seluruh data-data yang mendukung perencanaan sudah terkumpul dan
sasaran-sasaran strategis telah ditetapkan sehingga penyusunan arahan kerja
menjadi lebih mudah, dan saya juga bersyukur karena memiliki tim yang hebat, para
pemikir yang dapat menerjemahkan ide-ide langit menjadi sesuatu yang sistemik
dan membumi. Mereka adalah sekum dan 4 litbang saya. Entah merupakan pemborosan
waktu atau bukan, yang pasti penyusunan arahan kerja ini membutuhkan waktu
kumulatif hingga kurang lebih 12 jam pembahasan tatap muka. Ya kami memang
ingin membuat perencanaan yang matang untuk hasil yang lebih maksimal. Kami
hanya bisa memaksimalkan ikhtiar yang kami bisa, untuk hasil biar kehendak Allah
saja yang menentukan.
“Saya tidak bangga
dengan keberhasilan yang tidak saya rencanakan, sebagaimana saya tidak akan
menyesal atas kegagalan yang terjadi di ujung segala usaha maksimal.”
Harun
Ar Rasyid (Khalifah Bani Abbasiyah, 786-803)
Setelah dokumen arahan kerja telah
disusun pada syuro terakhir yang lamanya 6 jam, hari itu juga pada pukul 13.00,
untuk pertama kalinya, 22 pengurus harian Izzati Gen-21 meeting dengan anggota
lengkap. Acara berlangsung di Gedung PKM FT. Pokok bahasannya adalah membedah
draft arahan kerja Izzati 2015, jumlahnya 15 halaman, berisi kondisi umum
organisasi, visi, misi dan 58 arahan kerja seluruh elemen.
Kita akan sering menyapa masa depan yang ada di jauh sana, kita yakin
masa depan kita akan lebih baik dan indah jika kita bersama
Semakin yakin diri
kita maka akan semakin kuat tekad kita untuk mewujudkan imajinasi ini.
Sesungguhnya hari ini adalah satu hari di antara hari-hari
Allah, tidak pantas diisi dengan kebanggaan dan kesombongan atau keangkuhan.
Ikhlaskanlah amalmu dan tujulah Allah dengan amalmu, karena hari ini menentukan
hari-hari yang akan datang.
Kebesaran jiwa, yang lahir dari rasionalitas, realisme dan
sangkaan baik kepada Allah, adalah keajaiban yang menciptakan keajaiban. Ketika
kehidupan tidak cukup bermurah hati mewujudkan mimpi kita, maka kita hanya
menambatkan harapan kepada sumber segala harapan yakni Allah!
Setiap
kita adalah Bintang, dan setiap Bintang memiliki Cahayanya sendiri.. Mungkin
terang sinar kita berbeda, tetapi sumbernya selalu sama.. Allah Swt.
Terakhir,
aku sampaikan kepada sahabat-sahabat PH semua, mulai detik ini kita adalah satu
keluarga,saling sayang saat dekat, saling rindu saat jauh, saling menguatkan
saat melemah, saling menopang ketika hampir terjatuh, saling mendoakan di tiap
sujud-sujud panjang.
Tak perlu
merasa malu untuk memegang erat lingkar pinggangku. Aku mungkin saja mengerem
mendadak, atau berkecepatan lebih dari batas normal kendaraan roda dua dalam
kota. Apapun yang terjadi mari kita nikmati perjalanan kita yang menyenangkan.
Adzan pun
berkumandang, kami pun segera bergegas menuju ke tempat peraduan.
Seperti hujan, dia berbaris-bening, sejuk dan mudah terbentuk,
segar dan menyulap segala termekar.
Diselesaikan di Tasikmalaya 28 Desember 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar